Ini Alasan Rumah Sakit Minta Ibu Hamil Tes HIV
· LAST UPDATEDIni Alasan Rumah Sakit Minta Ibu Hamil Tes HIV – Bagi ibu hamil, pemeriksaan kesehatan tentu adalah hal yang wajib. Ketika hamil, Anda perlu memastikan janin yang ada di dalam rahim Anda dapat bertumbuh kembang dengan baik dan maksimal.
Karenanya, tak cukup dengan memberikan nutrisi lengkap saja, Anda pun harus rajin kontrol ke dokter untuk mengetahui kondisi terkini dari janin Anda.
Tapi, tahukah Anda apa saja yang mungkin dilakukan oleh rumah sakit pada para ibu hamil yang memeriksakan kandungannya? Kebanyakan rumah sakit mungkin hanya akan memeriksa kondisi umum si ibu dan janinnya, lalu memberikan vitamin atau suplemen untuk membantu memenuhi kebutuhan janin.
Namun, beberapa rumah sakit mungkin akan melakukan pemeriksaan lebih. Misalnya saja seperti yang dilakukan oleh Jakarta Islamic Hospital di Jakarta Timur. Para ibu hamil yang periksa ke sana akan diminta untuk melakukan tes HIV. Ya! Tes HIV.
Penyakit HIV AIDS memang sering dianggap tabu dan lebih akrab dengan orang -orang yang punya pola hidup berantakan. Karenanya, beberapa pasangan mungkin akan murka jika diminta untuk melakukan tes HIV. Mereka enggan dianggap sebagai orang “negatif”.
Padahal, menurut dr Prita K, SpOG, dokter dari rumah sakit Jakarta Islamic Hospital tersebut menjelaskan bahwa ibu hamil memang wajib tes HIV sesuai edaran menteri kesehatan.
Dengan menjalani tes ini, tak berarti bahwa Anda diangggap memiliki gaya hidup seksual yang tidak sehat, melainkan sebagai upaya pencegahan.
Sebab, kasus penderita HIV memang menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Apalagi, banyak ibu penderita HIV yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengidap HIV. Akhirnya, anak -anak yang dikandungnya pun berisiko tertular HIV.
Tes HIV wajib bagi ibu hamil
Menurut Surat Edaran Menteri Kesehatan GK/Menkes/001/I/2013, setiap petugas medis atau perawat wajib untuk melakukan tes HIV terhadap para ibu hamil. Ketentuan yang disahkan bertepatan dengan hari HIV AIDS pada bulan Desember 2012, itu memang sudah sebaiknya dijalankan.
Sebab, bila ternyata ibu ditemukan memiliki HIV, maka tindakan bisa dilakukan untuk mencegah penularan terhadap bayi di rahimnya. Para ibu hamil yang ditemukan mengidap HIV kemudian wajib diberikan obat ARV (Antiretrovirus) serta diberikan layanan perawatan, dukungan dan juga pengobatan lebih lanjut.
Jika semua prosedur ini dijalankan dengan baik, maka bayi yang dikandung bisa terbebas dari HIV.
Sebab jika tidak ada penanganan khusus, sangat mungkin bayi yang dilahirkan nantinya akan tertular HIV dari ibunya. Si bayi mungkin saja tertular saat dalam kandungan, selama proses persalinan, atau pada masa menyusui.
Faktanya, memang cukup banyak orang yang terkena HIV namun tidak menyadarinya. Penularan HIV bisa terjadi lewat berbagai cara, dan tidak selalu dari aktivitas seksual yang tidak sehat saja. Untuk itu, melakukan pemeriksaan lebih dini sama sekali tidak ada salahnya.
Di negara -negara lain, ketentuan tes HIV bagi ibu hamil ini sudah banyak dilakukan, bahkan sejak 10 tahun sebelumnya.
Walau pun terhitung telat 10 tahun dalam menjalankan program ini, tapi setidaknya Indonesia sudah memulainya. Yang terpenting, segala upaya pencegahan harus dilakukan demi kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik.
Selain HIV, berbagai penyakit menular seksual pun juga perlu diwaspadai. Para ibu hamil harus benar -benar dalam kondisi sehat dan fit untuk melahirkan anak yang sehat pula.
Baca Juga :
- 3 Tips Hamil : Ibu Cermat, Janin Kuat, Semua Sehat
- Risiko Keguguran Akibat Kram Saat Hamil
- 10 Desain Dapur Minimalis Terbuka Dan Nyaman
- Desain Dapur Outdoor Cantik Dan Elegan Terbaru
Bila terdapat HIV atau penyakit menular seksual yang berisiko, maka si ibu akan disarankan untuk melahirkan secara Caesar untuk mengurangi risiko penularan lewat cairan vagina.
© copyright 2019-2021; published only for www.KlikBuzz.com.